Diberdayakan oleh Blogger.

Mertuamu adalah Orangtuamu, Maka Jangan Sakiti Dia....(( Share Ya ))


Hasil gambar untuk ibu dan menantu musliam

Menikah tidak hanya menyatukan kamu dan dia saja, tapi juga keluargamu dan keluarganya. Maka hal yang wajar jika orangtuanya pun menjadi orangtua kamu juga. Hal yang wajar jika akhirnya mertua menjadi ikut campur dalam kehidupan rumah tangga kalian. Namanya orangtua tentu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Tapi, di lain sisi kalian tentu ingin pernikahan yang kalian jalani dibuat berdasar kesepakatan bersama pasangan tanpa campur tangan orang lain, termasuk orangtua.
Ingin menolak tapi serba tidak enak karena orangtua pasangan pun kini menjadi orangtua kamu juga. Serba salah, apalagi jika kalian tinggal satu atap. Duh, makin serba canggung. Tapi, Ladies bukan berarti hal ini tidak dapat diatasi. Sikap suami yang pro dengan mertua bukan tanpa alasan, tentu suami tidak ingin dicap oleh mertua sebagai anak yang durhaka. Hmm, bisa panjang urusannya jika hal ini terjadi.
Memiliki mertua yang selalu mengurusi rumah tangga kamu memang tidak menyenangkan. Mulai dari cara mengurus suami, membersihkan rumah hingga bagaimana mendidik anak. Belum lagi sikap suami yang seperti membela mertua, duh makin membuat gerah. Dan akhirnya membuat kamu menuruti semua keinginan mertua, meskipun berujung sakit hati.
Masalah campur tangan mertua dalam rumah tangga adalah hal yang klasik. Hampir semua pasangan mengalami hal ini. Tapi yang perlu kamu ingat, hal ini sangat ditentukan bagaimana kamu dalam menyikapinya. Jika pasangan bersikap pasif, kamu tidak perlu marah. Hal ini wajar karena pasangan pun tidak ingin dianggap tidak berbakti kepada orangtua dengan melawan keinginannya. Jangan jadikan hal ini sebagai alasan pertengkaran kalian.
Saat dalam kondisi seperti ini hindari untuk memaksa suami melawan kehendak orangtuanya. Hal ini justru akan membebaninya. Kamu pun tidak perlu melawan, tunjukkan perhatian kepada mertua. Sesekali kamu dapat menuruti permintaan mertua, tidak ada salahnya menerima permintaannya. Saran orangtua tidak selalu buruk. Bisa jadi itu yang terbaik buat kamu dan keluarga.
Yang perlu diingat, saat mertua mulai mencampuri urusan yang prinsip sebaiknya diskusikan hal ini bersama pasangan. Ajak dia untuk memberi pemahaman kepada orangtuanya. Sebagai anak ia tentu lebih paham dengan karakter dan jalan pikiran orangtuanya. Hal ini akan membantu mertua untuk memahami keinginan kamu dan pasangan. Pemahaman ini akan lebih diterima mertua, karena ia akan menganggap apa yang kamu lakukan murni kesepakatan kamu dan pasangan.
Tidak sulit untuk kompak bersama mertua. Kuncinya adalah menjaga komunikasi. Tidak perlu selalu memaksa keinginan, sesekali tidak ada salahnya menuruti keinginan mertua. Bagaimana, sudah siap untuk kompak dan sepakat bersama mertua? Atau kamu memiliki pengalaman kompak bersama mertua ?


CAR,HOME,DESIGN,HEALTH,FOREX,LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,SEO